Nasional, Ternate - Aksi bela rakyat 121 yang dilakukan mahasiswa di Kota Ternate, Maluku Utara berakhir ricuh, Kamis, 12 Januari 2017. Sejumlah mahasiswa dan personel Satuan Polisi Pamong Praja terlibat bentrok. Akibatnya, puluhan mahasiswa dan anggota Satpol PP mengalami  lebam pada bagian kepala, wajah dan kaki.

Menurut pantauan Tempo, keributan berawal saat mahasiswa mengelar mimbar bebas di depan kantor Wali Kota Ternate. Suasana memanas setelah mahasiswa melemparkan galon dan botol air mineral ke arah anggota Satpol PP. Lemparan itu dibalas Satpol PP dengan menyerang mahasiswa. Kericuhan akhirnya berhenti setelah dilerai oleh polisi antihuru-hara Polres Ternate.

Faisal, salah satu mahasiswa mengatakan bentrokan terjadi karena dipicu sikap kasar anggota Satpol PP. Dia membantah mahasiswa yang memulai bentrok. "Kami tiba-tiba diserang, makanya sebagaian dari kami tidak menerima perbuatan Satpol PP dan memilih kembali mengelar mimbar bebas," kata Faisal.

Menurut Faisal aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di Ternate  menuntut pemerintah  mengevaluasi rencana menaikan bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik. Selain itu, aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK.

“Ini merupakan aksi mahasiswa yang dilakukan serempak di semua wilayah di Indonesia. Intinya, kami meminta pemerintahan Jokowi untuk lebih baik,” kata Faisal.

Kepala Satpol PP Ternate Fandi Tumina membantah bersikap kasar pada mahasiswa. Menurut Fandi, kericuhan  bermula dari pelemparan yang dilakukan oknum mahasiswa menggunakan galon yang mengenai anggotanya.

"Ketika anggota saya kena lemparan, secara spontan teman-teman personel yang lain mengejar oknum mahasiswa yang melempar. Itu peristiwa yang sebenarnya," ujar Fandi

Fandi menuturkan Satpol PP hanya melakukan pengamanan aset Pemerintah Kota Ternate dari tindakan anarkistis. Karena itu penjagaan  aksi mahasiswa tersebut dilakukan di halaman kantor wali kota.

"Jadi kami tidak bermaksud bentrok dengan mahasiswa. Apa yang terjadi itu karena sikap spontan anggota saya lantaran ada pelemparan," kata Fandi

BUDHY NURGIANTO