Bisnis, Jakarta - Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Perdagangan setempat melakukan revitalisasi Pasar Sangkrah di Solo, dengan menganggarkan dana sebesar Rp17 miliar dari APBD 2017.

"Pasar Sangkrah direvitalisasi menjadi pasar wisata seperti Pasar Gede agar menarik pengunjung," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo, di Solo, Jumat (13 Januari 2017).

Menurut Subagiyo konsep revitalisasi Pasar Sangkrah dengan desain bangunan kolonial dan modern dengan dua lantai. Lantai satu untuk pasar kreatif dan wisata dan lantai dua pasar tradisional akan ditempati pedagang barang sembako, sayur, buah, daging, jajanan pasar, dan lainnya.

"Pasar kreatif dan wisata akan menjajakan makanan khas Solo, cenderamata, dan batik. Kami memilih konsep bangunan kolonial, karena lokasi pasar berdekatan dengan Stasiun Sangkrah masuk Benda Cagar Budaya (BCB)," kata Subagiyo.

Subagiyo mengatakan revitalisasi Pasar Sangkrah memang sempat tertunda karena status tanah seluar 2.000 meter persegi tersebutd di atas milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Namun, Pemkot Surakarta kini sudah menerima izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait status tanah Pasar Sangkrah yang tidak ada masalah lagi.

"Status tanah Pasar Sangkrah administrasinya masih proses komunikasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenku), sehingga revitalisasi baru dapat dilakukan tahun ini," kata Subagiyo.

Menurut dia, proses lelang revitalisasi Pasar Sangkrah akan dilakukan secara terbuka, dan sekarang sedang persiapan dipublikasikan di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada Februari mendatang.

Selain itu, Pemkot Surakarta sebelum revitalisasi akan melaksanakan proyek pasar darurat berlokasi diseberang jalan pasar utama. Pada pembangunan pasar darurat rencana dilaksanakan awal Pebruari hingga Maret mendatang dengan anggaran dana senilai Rp200 juta.

"Pasar Sangkrah yang berdekatan dengan Pasar Grosir Klewer tidak ada persaingan. Pasar Sangkrah segmennya menjadi pasar wisata dan tradisional," katanya.

Subagiyo mengatakan Pasar Sangkrah Solo yang kini ditempati sebanyak 220 pedagang terdiri dari pedagang los dan oprokan itu, sedang dilakukan sosialisasi untuk dipindahkan ke pasar darurat saat revitalisasi dilaksanakan.

ANTARA